My last post mentioned about an antibiotic the doctor gave me. This experience taught me to be "smart" on getting a medicine. Here's why.
Waktu bu dokter mau nulis resep aku ditanya apakah alergi antibiotik tertentu, dan memang aku alergi sama Amoxicillin, jadilah aku minta Ciprofloxacin aja karena selama ini belum pernah alergi sama obat itu. Naah, kisah dimulai karena si dokter memang meresepkan Ciprofloxacin tapi ditulis lagi merknya (Quino...something, I forgot).
Waktu mau nebus obat di farmasi RSPI, abis nyerahin resepnya aku disuruh tunggu dulu dan akan dipanggil untuk tau harga obatnya. Pas dipanggil dan disuruh bayar, total semua (biaya dokter+obat) sekitar Rp 490.000, dengan rincian Rp 240.000 nya biaya dokter spesialis. Salahnya, aku langsung sodorin kartu kredit untuk bayar. Pas aku lihat rincian obatnya, aku dikasih antibiotik yang merk Quino...something itu yang harganya sekitar Rp 172.000 sendiri *pusing* . Kartu kredit udah digesek sih, tapi pas aku tanya bisa diganti gak antibiotiknya ke Cipro biasa, untungnya bisa!! Tinggal di-void yang terakhir digesek, terus cek harga obat yang aku minta, baru deh bayar. Sungguh helpful kasirnya *kecup*, sayang lupa lihat namanya.
Now this is the interesting part. Obat udah diganti ke Cipro biasa dan tagihan semuanya langsung menyusut jadi Rp. 319.000-an. Loh kok bisa? Ya bisa doonk, karena Cipro nya cuma sekitar Rp 3200 sajaa, hihihi... See the BIG price difference?
Jadiii kesimpulannya :
Tanya-tanya yang banyak sama dokternya waktu dikasih resep, I am not an expert on this and I do not recommend you to change your prescribed medicine recklessly, jadi jangan main ganti obat aja yah kalo memang gak tau. Pengalaman aku ini mungkin faktor kebetulan aja, jadi gak harus bayar lebih untuk obat yang sebenarnya sama. Getting "smarter" is not a crime ;)